Apakah kau merasakan hal serupa: hari ke hari sedemikian sibuk?
Banyak pekerjaan yang tidak akan pernah selesai
Sampai ketir didada entah karena apa, terabaikan sudah
Beberapa kali teringat ingin bersapa namun terlewat dengan kesibukan semu
Sibuk pada yang kasat mata
=====================================
Padahal sehabis sore itu, aku menyebut namamu menceritakanmu pada seseorang, petanda terlewat begitu saja. Sementara pada sore yang sama, kamu sedang sibuk kesakitan. Kepayahan menyambut maut.
Sendirian. --- Benarkah? Tidak ada satupun yang membisikkan tenang padamu? ---
Dasar si Pisces bodoh! Kerap mengagungkan perasaan dan intuisi tapi berkali-kali kecolongan atas tanda-tanda yang terberi.
Aku pernah memintamu beristirahat sejenak, mengamini langkahmu untuk keluar dari pekerjaan. Bukan, bukan istirahat selamanya.
Apa rasanya menjadi yang meninggalkan? Berpergian duluan?
Yang aku yakini, sakitmu kini telah lunas. Kebaikanmu mereriung, memberi kesaksian atas keringanan tanganmu semasa hidup.
Sedangkan sejak kabar itu mendarat ditelingaku, aku cuma punya air mata kata kata yang belum sempat aku sampaikan padamu.
Kau tahu, aku bukan orang yang ingin tidurku diganggu mimpi. Kali ini, aku berharap diberi mimpi kehadiranmu. Dan kita kembali membicarakan bagaimana kesusahan hidup dapat teratasi dengan beberapa botol bir.
Jogja - Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar