Persis sebelum kamu tiba, ia pergi menanggalkan aku. Hari itu, tak ada kesedihan melainkan penuh penyesalan: Kesekian kalinya ditinggal karena aku yang menjengkelkan, ingin aku sekali-kali ditinggal dalam sebaik-baiknya diriku. Tapi aku kalah lagi.
Aku bahkan tak memanggil namanya untuk sekedar ia menengok ke belakang. Padahal aku tahu betul, ia hanya ingin dipanggil. Aku membiarkannya hilang. Meski hari pernikahan beberapa pekan lagi. Aku tak peduli. Sebab aku benar-benar sedang menjengkelkan. Aku selalu menempatkan diri menjadi perempuan yang dipertahankan, hanya itu keahlianku karena aku memang terlahir menjengkelkan siapa saja kapan saja.
Sayang, kota ini sempit, pikiran kita yang luas. Barangkali kamu bertemu dia di waktu yang tidak disepakati, tolong sampaikan: hari itu aku cuma lagi datang bulan.
Slipi,
16 Januari 2018