Dengar seguk-seguk tangisku,
berasal dari kegelisahan mobil ambulans.
Alunan iramanya tercipta oleh
tuktiktaktiktuk suara sepatu kuda yang ditutup matanya.
Jangan kau ramalkan seberapa dalam
kesedihanku, kau tak mampu.
Kau tak pernah mampu sampai ke
dasar hatiku yang dalamnya sedalam ketakutan anak yang dicambuk Ibu jika nilai ujian berangka dua.
Sejak dulu, selalu ada sembilu
yang rasanya teramat ngilu.
Rasanya kerap kuungkap dalam
bunyi-bunyi tangis yang menggetarkan dada.
Coba kau dengar keindahan nyanyian
tangisan ini, tentu kau bergembira hati sebab katamu aku lebih baik bernyanyi
tangis daripada berdiam gagu.
Kamar,
19 Agustus 2014