Semuanya saya simpan dikamar
Saya titip ke kasur, lemari, juga cermin
Mereka cuma bisa diam
Saya yang berimajinasi
Mereka terlihat pilu kalau kalau saya menangis
Tapi mereka cukup mengerti, kalau kalau saya cuma bisa titip ke mereka
Jadi mereka cuma bisa diam pilu
Lagi, saya yang berimajinasi
Lemari bilang "lepas semuanya, nanti orang luar melihat kamu", saya meraung raung
Semakin saya lepas, mereka girang
Mereka tau diluar itu tidak ada yang seperti mereka, yang mengerti keadaan saya
Kasur bilang "rasakan sakitnya lalu buang ke aku", saya termangu ngamuk
Semakin saya mengamuk, mereka girang
Mereka tau diluar itu tidak ada yang seperti mereka, diam tapi menenangkan saya
Ketika saya diam, cermin bilang "jangan diam, harusnya kamu ngaca tolol", saya ngaca mencoba topeng hidup satu persatu
Berhenti di satu topeng senyum, Ibu memanggil saya dari luar
Saya keluar kamar dengan topeng
Saya bilang "terimakasih bu", ibu beri saya lollipop dengan sumringah
Dia hafal betul kesukaan saya
Setelah itu dia pergi, dia selalu tidak sempat melihat air muka saya ketika serta merta saya mengunyah habis batang lollipop
Kamar,
27 Desember 2011