Rabu, 27 Februari 2019

GOBLOK




Aku bangun dengan sambutan 'Pelacur' dari mulutmu. Sebentar, aku kumpulkan nyawa dulu ya. Oh ini sisa-sisa kebencian tadi malam yang sebelumnya aku menyebutmu 'Binatang'. Setelah kau sebut aku Pelacur, menyusul kalimat tanya darimu “bagaimana rasanya? Sakit seperti kau sebut aku binatang pastinya.”

Lalu kita diam. Aku nangis sedikit tapi tak terlihat mungkin. Setelah itu kita bersiap-siap bekerja, demi menyambung kesedihan sekaligus kegembiraan selanjutnya.

Dalam perjalanan, aku mencerna antara kata Pelacur dengan Binatang. Setara tidak ya? Dengan sisa akal untuk berpikir, aku putuskan bahwa kedua kata itu tidak setara, tidak sebanding. Tidak A ke A. Tidak 1 ke 1. Tidak apel ke apel.

Jadi kau menyebutku Pelacur bukan karena ingin membalas Binatangku tapi karena memang kau menilaiku seperti Pelacur. Kalau begitu kau tidak perlu bertanya “bagaimana rasanya? Sakit seperti kau sebut aku binatang pastinya.”

Dan aku tidak perlu marah bahkan sedih sebab aku tidak bisa mengontrol pikiranmu, penilaianmu terhadapku. Hanya saja jika kau berpikir Pelacur setara dengan Binatang, aku merasa.. merasa..

APAKAH KAU SEGOBLOK ITU?